Senin, 15 Juni 2009

Implementasi Amar Ma’ruf Nahyi Munkar Di Indonesia, bisakah?



Di Negara Indonesia pada khususnya, organisasi-organisasi Islam mulai bermunculan setelah tumbangnya orde baru. Karena pada saat pemerintahan orde baru presiden tidak mentoleransi tindakan ekstrimis dalam bentuk apapun, maka muncullah organisasi islam yang mempunyai ideologi dan paham garis keras setelahnya. Dengan tujuan menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar, melainkan menjaga agar nilai-nilai kebaikan (sebagai bagian dari nilai-nilai syariat Islam) dapat terpelihara.

Amar ma’ruf nahyi munkar merupakan suatu sikap yang harus dimiliki oleh setiap muslim, untuk mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari yang munkar. Adapun perintah Allah di dalam al-qur’an, yang berbunyi :

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung (QS Ali Imran 104)

Sesama umat muslim sewajibnya bagi kita saling mengingatkan satu sama lain, bukan malah jalan sendiri-sendiri. Yang baik menjalani kebaikannya tanpa ada belas kasihan kepada saudaranya yang lalai dan yang buruk terus mengerjakan perbuatan buruknya. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW : “Bantulah saudaramu yang sedang melakukan kedholiman(mencegahnya) ataupun didholimi”

Jadi setiap muslim mempunyai tanggung jawab untuk membantu saudaranya yang seagama pada khususnya, dan bagi agama lain pada umumnya. Jangan sampai gara-gara berbeda agama kita tidak membantu orang non-muslim yang lagi kena musibah, seperti ditabrak mobil, jatuh dari kendaraan, dicopet orang, hendak dirampok maupun hendak dibunuh.

Sebaiknya kita melestarikan Amar ma’ruf nahi munkar bagi lingkungan kita (baik muslim atau non-muslim). Sebagai contoh, mengajak seorang non-muslim untuk tidak minum-minuman keras ketika mengemudi, atau mengajak seorang non-muslim memperbaiki jembatan yang sudah ambruk demi kemaslahatan bersama.

Kalau ingin mengajak kebaikan jangan menggunakan paksaan bahkan dengan kekerasan fisik, malah orang yang akan diajak akan membencinya bukan mengikutinya. Kita ambil contoh sederhana saja andaikan anda ingin mengajak orang agar sholat, akan tetapi yang anda pegang ditangan adalah kayu, besi bahkan pedang. Apakah dia mau diajak sholat?

Setiap orang pasti ingin mempunyai budi pekerti yang baik, begitu juga dengan negara yang selalu berharap agar moral masyarakatnya baik pula. Karena moral yang baik merupakan kebanggaan suatu bangsa di mata bangsa lain, kalau sudah moralnya rusak jangan harap negara lain akan menjalin hubungan dengan kita, layaknya sebuah persahabatan. Mungkin pada saat itu teman atau saudara kita lagi lalai, mari kita ingatkan dengan kata-kata yang baik. Kalaupun tidak mau, biarkanlah dia sendiri dengan seraya berdoa agar Allah membuka pintu hidayah baginya.

Amar ma’ruf nahyi munkar bisa diterapkan di Indonesia asalkan dengan cara yang baik, sebagaimana diterapkan oleh Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya. Bukan seperti yang kita saksikan sekarang. Sepertinya banyak organisasi Islam yang katanya ingin menyebarkan dan menegakkan syariat Islam, akan tetapi salah dalam dakwahnya akhirnya menimbulkan berbagai kekerasan disana-sini, bahkan meresahkan warga negara Indonesia.

Intinya apabila membawa mashlahat bagi sesama mari kita dukung penerapannya dan sebaliknya apabila mendatangkan mudharat bagi orang lain jangan sekali-kali menerapkannya, dalam artian selama yang menegakkan masih menggunakan hawa nafsu bukan dengan keikhlasan.

Minggu, 07 Juni 2009

Hak seseorang dibatasi oleh Hak orang lain


Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Dari keterangan tersebut, telah jelas bahwa hak asasi meruapakan hak personal seseorang untuk melakukan apa saja yang ia mau. Layaknya kemerdekaan akan tetapi kemerdekaan disini terlepas dari kemerdekaan dari penjajah, seperti kemerdekaan atau kebebasan dalam mengemukakan pendapat, bergerak, memilih dan aktif di organisas, dalam menjalankan agama, dalam berkarya dll. "kebebasan yang seimbang" Kebebasan itu memang dibenarkan dan bahkan dianjurkan sepanjang tidak merugikan orang lain.

Di era Globalisasi ini, dimana HAM dikedepankan demi kemaslahatan baik perseorangan maupun masyarakat pada umumnya. Di mana-mana banyak orang menuntut haknya agar bisa dipenuhi, buruh menuntut haknya kepada pimpinan perusahaan karena sudah dua bulan belum digaji, santri menuntut haknya kepada kyai karena tiap hari guru-gurunya jarang hadir, guru menuntut haknya kepada pemerintah karena gajinya tidak cukup memenuhi kebutuhan keluarganya, begitu pula sang istri menuntut haknya kepada suami karena sering keluyuran setiap malamnya, tanpa memperhatikan istri yang setia menanti.

Memang sepatutnya setiap orang menggunakan haknya, akan tetapi jangan sampai kebablasan dalam artian HAM melanggar HAM. Contoh, Kita bebas dan menuntut agar boleh merokok dimana saja tanpa dibatasi karena hak kita, tetapi harus ingat bahwa orang lain juga punya hak untuk mendapatkan udara segar. Jika dalam pelaksanaan kita menuntut HAM dan ternyata menjajah HAM orang lain, maka sama saja kita sebagai seorang penjajah/pelanggar HAM secara tidak kita sadari.

Dalam pergaulan kita sehari-hari, pasti kita selalu menemukan hal yang selalu bertentangan dengan hak kita. Contoh, kita memainkan komputer yang suaranya dicolok ke speaker dengan suara yang keras disaat larut malam, padahal ini hak asasi kita kerena ini punya kita dan membunyikanya juga di kamar kita. Tapi saudara disebelah kamar kita juga punya hak yang sama ingin istirahat dan tidur yang tenang. Disinilah kira2 yg dimaksud dg kebablasan dan melanggar HAM sederhana.

Maka seharusnya setiap orang menghormati hak saudaranya, maksudnya kita tdk bole semena-mena / seenaknya kita atas Hak kita tersebut (EGOIS), karena apa yg kita anggap adalah Hak kita bisa juga hal tersebut adalah Hak orang lain. Intinya Hak seseorang dibatasi oleh Hak orang lain.

Kamis, 07 Mei 2009

JAMI’ AL-BAYAN FI TAFSIR AL-QUR’AN


Biografi Pengarang

Beliau adalah Abu Ja’far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Gharib At-thabari, beliau seorang mujtahid dan pengarang yang masyhur, dari ahli Thabarastan dan lahir pada tahun 224H, kemudian menuntut ilmu pada tahun 240 H, beliau mengelilingi berbagai negara untuk menuntut ilmu, baik di mesir, syam, irak dan baghdad, kemudian beliau mengahiri hayatnya disana, sebelum mengakhiri nafas terakhirnya beliau ditemani beberapa orang yang diantaranya Abu Bakar bin Kamil, dia berkata kepadanya sebelum dicabut ruhnya : Wahai Abu Ja’far, engkau adalah hujjah diantara kami dengan Allah, apakah engkau ada suatu wasiat buat kami dari perkara agama kami? maka beliau berkata : wasiatku kepada kalian adalah apa yang telah aku tetapkan dikitabku, maka kerjakanlah dengannya dan atasnya, kemudian dia(Abu Bakar bin Kamil) berkata : perbanyaklah attasyahud dan dzikir kepada Allah, Lalu mengusap mukanya serta menutup matanya dengan tangannya, maka telah berpisah ruhnya dari dirinya. Beliau dimakamkan dirumahnya dekat dengan makam Nabi Ya’qub yaitu di baghdad yang mana tepatnya pada hari senin tahun 310 H.(Tarikh At-thabari hlm.6,7 cet.baitul afkar)

Jarak Pandang dari segi ilmunya

Beliau adalah salah satu imam yang terkenal, dan mengumpulkan dari berbagai bidang ilmu yang mana hal tersebut belum ada yang mengikutinya pada zaman itu, beliau juga hafal Al-qur’an, mengetahui maknanya, serta faqih dalam menentukan hukum didalamnya dan juga mengetahui As-sunnah baik shahihnya atau dha’ifnya, nasikh atau mansukhnya serta mengetahui perkataan-perkataan sahabat, tabi’in dan setelahnya dari orang-orang yang bertentangan dengan hukum. Beliau juga dianggap sebagai bapak tafsir sebagaimana dianggap sebagai bapak sejarah islam yang mana hal ini dilihat dari segi keilmuannya yang tinggi.(At-tafsir wa al-mufassirun jilid.1, hlm.180, cet.dar al-hadits)
Beliau pertamanya adalah madzhab syafi’i, kemudian menyendiri dengan mendirikan madzhab yang independen (bebas) dan beliau mempunyai pengikut. Dan didalam asas serta cabangnya mempunyai kitab yang sangat banyak.(Thabaqa Al-mufassirun, Imam as-suyuthi hlm.3)
Berkata syeikh Abu Ishaq As-syarazi didalam kitabnya “ Thabaqah Al-fuqaha’ bab jumlah al-mujtahidin ’’bahwa Ibnu Jarir mempunyai madzhab yang terkenal, yaitu madzhab Al-Jaririyah, madzhab yang didirikannya tersebut baru terkenal setelah melewati waktu yang cukup lama sehingga banyak pengikutnya, akan tetapi tidak bisa bertahan sampai saat ini sebagaimana madzhab-madzhab muslimin yang lainnya selain madzhab yang empat.

Metodologi Penulisannya

Telah jelas metodologi Ibnu Jarir dalam tafsirnya, apabila kita membacanya maka pertama kali yang akan kita saksikan adalah bahwa beliau ketika ingin menafsirkan sebuah ayat dari al-qur’an berkata : pendapat didalam penafsiran firman Allah SWT seperti ini dan seperti ini, kemudian baru menafsirkan ayat tersebut dan menyebutkan atas apa yang dikatakannya dengan apa yang telah diriwayatkannya dengan menisbatkannya kepada sahabat dan tabi’in, dari tafsir al-ma’tsur yang berkenaan dengan mereka didalam ayat ini, dan apabila didalam ayat tersebut ada dua pendapat atau lebih maka sesungguhnya dia meneliti setiap apa yang dikatakan didalamnya dan menyebutkan setiap pendapat yang diriwayatkannya tersebut, yang berkenaan dengan sahabat atau tabi’in.

Adapun sebagian sikap dia sebagai berikut :
a. Penolakan terhadap mufassir yang hanya menggunakan akal pikirann saja.
Beliau membantah dengan sekuat tenaga terhadap para pemikir yang independen dalam berfikir, serta tidak memahami pengambilan rujukan ilmu yang disandarkan kepada sahabat dan tabi’in, yang disalin kepada mereka dengan cara yang benar. Dia berpendapat bahwa semua itu tanda-tanda tafsir yang benar
b. Sikapnya terhadap sanad
Sesungguhnya Ibnu Jarir mewajibkan didalam tafsirnya dengan menyebutkan riwayat dan sanadnya, pada umumnya dia tidak mengikutkan sanadnya tersebut dengan perbaikan dan tidak juga dengan pengurangan, karena dia berpendapat sebagaimana pedoman dalam ilmu ushul hadits-bahwa barang siapa menisbatkan kepada kamu, maka telah membawamu untuk mencari rijalus sanad dan pengetahuan tentang keilmuannya dari segi al-adalah atau al-jarhu, maka dia dengan pekerjaannya ini telah keluar dari pertanggung jawaban.
c. Sikapnya terhadap al-qira’ah
Begitu juga kita menemukan Ibnu Jarir dengan menyebutkan al-qira’ah atas makna yang beraneka ragam dan mayoritas dia menolak al-qira’ah yang tidak bersandar atas para imam yang unggul baginya dan bagi para ulama’ al-qira’ah sebagai hujjah.
d. Sikapnya terhadap isra’iliyat
Sesungguhnya kita menemukan bahwa Ibnu Jarir dalam penyampaian didalam tafsirnya disertai berita-berita yang diambil dari kisah isra’ily, dia meriwayatkannya dengan sanadnya kepada Ka’ab Al-ahbar dan Wahab bin Munibh, Ibnu Jerij, dan As-Sudai dan lain sebagainya. Kita melihat mayoritas dia menyalin dari Muhammad bin Ishaq dari apa yang diriwayatkan kepada Musallamah Annashari.

Contohnya :
Sebagaimana Firman Allah didalam Al-qur’an ayat 65 surah Al-Baqarah yang berbunyi : Dan sesungguhnya telah Kami ketahui orang-orang yang melanggar diantara kamu pada hari sabtu (hari khusus untuk beribadah untuk orang-orang yahudi) lalu Kami berfirman kepada mereka : Jadilah kamu kera(hatinya) yang hina. Dikatakan olehnya kepada saya al-mutsanna, dia berkata : dikatakan kepada kami Khudaifah, dia berkata : dikatakan kepada kami Syiblun dari Ibnu Abi Najih, dari Mujahid :’ Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari sabtu (hari khusus untuk beribadah untuk orang-orang yahudi) lalu Kami berfirman kepada mereka : Jadilah kamu kera(hatinya) yang hina. Dia berkata : pengubahan hati mereka dan belum mengubah mereka menjadi kera akan tetapi hal itu perumpamaan Allah bagi mereka, seperti perumpamaan keledai yang membawa kitab.

Komentar Ulama’ terhadap tafsir at-tabari :

1. Imam Suyuthi ra. Berpendapat bahwa tafsir Ibnu Jarir adalah tafsir yang paling penting dan paling agung diantara tafsir yang lainnya, karena dia meneliti pengarahan perbedaan pendapat dan pengutamaan antara satu dan yang lainnya dan i’rab serta kesimpulannya melebihi tafsir-tafsir yang telah lalu(Al-itqan jilid.2, hlm.190)
2. Ibnu Taimiyah berkata : Adapun beberapa kitab tafsir yang ada ditangan manusia, yang paling jelas diantaranya tafsir Ibnu Jarir at-thabari, maka dia sesungguhnya menyebutkan makalah-makalah salaf dengan sanadnya yang tepat dan tidak ada didalamnya bid’ah dan tidak menyalin dari orang-orang yang suka menuduh seperti Maqatil bin Bakir dan Al-kalbi(Fatawa Ibnu Taimiyah jilid.2, hlm.192)

Rabu, 06 Mei 2009

Saudarku, jangan lupakan janji kita



Wahai Saudaraku…

Kesuksesan adalah impian setiap orang, untuk menggapainya perlu melewati berbagai halangan dan rintangan hidup yang begitu mencekam. Syukur dan sabar adalah kuncinya, ketika seseorang diberi kemudahan dalam meraih kesuksesan maka hendaklah bersyukur, karena jika tidak maka dia akan kufur atasnya. Begitu juga sebaliknya ketika menghadapi cobaan dalam meraihnya hendaklah bersabar, karena jika tidak maka hanyalah mimpi belaka yang dia dapatkan. Perlu kita ketahui bahwa kesuksesan adalah kenyataan, bukan mimpi belaka.

Wahai Saudaraku…

Kita harus sadar, bahwa jika dalam hidup ini tidak meninggalkan sesuatu yang berharga untuk sesama, berarti kita telah menyia-nyiakan kehidupan dunia ini. Berarti hidup kita sama sekali tidak ada artinya ! Gajah saja mati meninggalkan gading, terus apa yang akan kita tinggalkan? Tentunya bukan hanya sekedar harta, rumah, mobil dll. Akan tetapi sesuatu yang spektakuler dan dicatat oleh sejarah. Apapun wujud kita, keterbatasan kita, kita harus tetap optimis bahwa kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi diri kita, keluarga, agama, dan bangsa kita.

Wahai Saudaraku…

Hidup ini bukan duduk manis menghayal, akan tetapi bergerak untuk mendapatkan sesuatu yang berharga dalam hidup ini. Saya tidak akan pernah melupakanmu sampai kapanpun, saya anggap sebagai saudaraku sendiri, tidur di bawah satu atap, baik dalam suka maupun duka. Berdebat denganmu memang saya jauhi karena tidak akan menghasilkan sebuah keputusan yang bisa kita sepakati, dan akan buang-buang waktu saja. Capek deeeh… Saya optimis bahwa suatu saat kamu akan menjadi orang besar, yang dipandang oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Oleh karena itu yang saya inginkan darimu adalah karyamu, bukan berbachhh doang wahai saudaraku. Peaceee bro.. Sebenarnya di dalam diri kita ada potensi besar yang masih terpendam, mari kita gali secara perlahan dan kita olah menjadi karya nyata yang bermanfaat bagi semua.

Wahai Saudaraku…

Insyallah kita akan bertemu lagi dalam suasana yang tentunya sangat berbeda dengan sekarang, kita buktikan siapa diantara kita yang sudah betul-betul memanfaatkan kehidupan ini. Kita sudah terhormat atau malah sebaliknya, na’udzubillah… Mulai detik ini, saya ajak kamu untuk berlomba-lomba dalam kebaikan limardhatillah, kita susun agenda kehidupan kita kedepan, mimpi-mimpi kita bahkan hal-hal yang akan kita rencanakan selanjutnya dengan matang, sehingga pada saat itu kita sudah mencapai target yang kita inginkan. Saudaraku siapkan buku-buku apa saja yang akan dibaca, kemudian hal-hal apa saja yang akan kamu tulis, jangan mencomot sana sini ya... Demi menunjang prestasimu akhi fillah. Ingat, catatlah dalam otakmu kalau bisa dalam hatimu bahwa Rabu 06-05-2020 adalah hari menentukan bagi kita. Semoga Allah merahmati dan memberkahi I’tikad baik kita, sehingga kita bisa dipertemukan tanpa ada halangan. Amin.

Kairo, Rabu 22.00 WK/06-05-2009.